Puluhan Pemuda Karang Taruna Kraksaan Wetan Dilatih Pengolahan Kopi


Kraksaan – Sebanyak 40 orang pemuda dan pemudi Karang Taruna Kelurahan Kraksaan Wetan Kecamatan Kraksaan mendapatkan pelatihan pengolahan kopi dari Pemerintah Kelurahan Kraksaan Wetan Kecamatan Kraksaan, Rabu (13/11/2019) siang. Selama pelatihan mereka dipandu oleh narasumber dari Asosasi Kopi Kabupaten Probolinggo.

Pembinaan dan pelatihan pengolahan kopi bagi Karang Taruna Kelurahan Kraksaan Wetan ini dihadiri oleh Camat Kraksaan Muhamad Ridwan, Lurah Kraksaan Wetan Alim Susilo, Ketua Asosiasi Kopi Kabupaten Probolinggo Zulmi Noor Hasani serta Babinsa Kelurahan Kraksaan Wetan.
Selain mendapatkan materi dan praktek tentang pengolahan kopi, para pemuda dan pemudi karang taruna ini juga mendapatkan bantuan peralatan pengolahan kopi yang diserahkan oleh Lurah Kraksaan Wetan Alim Susilo.

Lurah Kraksaan Wetan Alim Susilo mengungkapkan pelatihan pengolahan kopi ini dimaksudkan dalam rangka menjawab apa yang tertuang dari Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Republik Indonesia Nomor 130 Tahun 2018 yang mengamanahkan dana kelurahan sebagian dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat.
“Sengaja kami mengundang pemuda dan pemudi karang taruna untuk dibina dan dilatih bagaimana mengolah kopi. Tentunya kopi unggulan dengan cita rasa berbeda. Kalau sudah menguasai pengolahan kopi, kami akan memberikan ruang di depan kelurahan, paling tidak sudah mempunyai keahlian. Mohon pembinaan dan pelatihan ini diikuti dengan sungguh-sungguh dengan harapan mendapatkan ilmu dan bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara Camat Kraksaan Muhamad Ridwan memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas terobosan dan inovasi yang dilakukan Lurah Kraksaan Wetan. Harapannya nanti mampu mengisi Kota Kraksaan yang dalam lima tahun ke depan akan jauh lebih maju.
“Tentunya kemajuan Kota Kraksaan ini harus disambut dengan baik oleh para pemuda. Ini menjadi tugas dari Lurah Kraksaan Wetan untuk mengawal, termasuk pemberdayaan masyarakat yang bisa dirasakan oleh masyarakat,” katanya.
Menurut Ridwan, saat ini kursus kopi sangat diminati oleh masyarakat yang ada di kota-kota besar. Hal ini harus menjadi modal semangat untuk membangun Kota Kraksaan melalui pengolahan kopi. Apabila ada kesulitan hendaknya langsung bisa ditanyakan kepada ahlinya, bagaimana perkopian yang baik.
“Untuk ke depan, saya mengharapkan pemberdayaan lebih dimaksimalkan tidak hanya pada lansia tetapi juga kepada pemuda dan ibu-ibu rumah tangga. Program pemberdayaan ini harus dikembangkan sesuai dengan karakter yang ada di Kelurahan Kraksaan Wetan,” tegasnya.
Sedangkan Ketua Asosiasi Kopi Kabupaten Probolinggo Zulmi Noor Hasani menyampaikan bahwa perkembangan Kota Kraksaan selama 5 (lima) tahun terakhir sangat pesat sekali. Bahkan bisa dihitung lebih pesat jika dibandingkan dengan kota-kota lain.
“Perkembangan Kota Kraksaan ini harus diimbangi dengan peningkatan SDM. Ketika tidak melampaui perkembangan dan pertumbuhan Kota Kraksaan yang kita cintai, maka kita akan tertinggal dan menjadi penonton di daerah sendiri. Sementara yang beraktivitas berasal dari luar daerah,” ungkapnya.
Lebih lanjut Zulmi menegaskan pelatihan pengolahan kopi ini diberikan kepada karang taruna karena peluang usaha kopi sangat luar biasa. Seperti saat komoditas lain sedang anjlok harganya, komoditas kopi tetap stabil dan harganya tidak turun. Bahkan ekspor paling besar Indonesia ke luar negeri adalah komoditas kopi.
“Oleh karena itu, jangan pernah ragu dan takut untuk terlibat di usaha kopi. Terlebih selama 10 tahun saya berkutat dalam dunia kopi, perkembangan kopi di Kabupaten Probolinggo sangat luar biasa. Ketika kopi Brazil masuk ke Indonesia harganya Rp 45 ribu, sementara kopi Indonesia tetap Rp 100 ribu,” tegasnya.
Zulmi menambahkan kebutuhan kopi di masyarakat sudah sangat tinggi. Tidak perlu muluk-muluk ekspor ke luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja sudah kewalahan. Bahkan kopi asli Kabupaten Probolinggo sangat diminati oleh Jakarta dan Surabaya, khususnya kopi Krucil dan Tiris.
“Peluang-peluang yang ada seperti ini jangan sampai terlepas. Jangan sampai hanya menjadi penonton. Sebab ilmu yang didapat dari kopi ini sangat mahal. Padahal untuk roasting saja bisa mencapai Rp 12,5 juta dan nyicipi kopi untuk mengetahui cita rasanya mencapai Rp 10 juta. Belum lagi dengan barista yang mencapai Rp 10 jutaan. Jadi sangat rugi jika tidak hadir dan mengikuti pelatihan pengolahan kopi ini karena semuanya diberikan secara gratis,” pungkasnya.
Selanjutnya para pemuda dan pemudi Karang Taruna Kelurahan Kraksaan Wetan Kecamatan Kraksaan ini mendapatkan materi tentang pengolahan kopi yang dipandu narasumber dari Asosiasi Kopi Kabupaten Probolinggo. (ins)