KRAKSAAN – Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE meminta jajaran gerakan koperasi di Kabupaten Probolinggo agar dapat merangkul para generasi milenial supaya mau bergabung dalam koperasi. Sebab saat ini ada keengganan dari generasi milenial untuk bersama-sama membesarkan koperasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE ketika melakukan audiensi dengan jajaran pengurus Dewan Koperasi Pimpinan Wilayah (Dekopinwil) Provinsi Jawa Timur di ruang pertemuan Argopuro Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (17/9/2019).
Audiensi ini dihadiri Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko, Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Cepy Sukur Laksana, Ketua Dekopinwil Provinsi Jawa Timur Tri Harsono, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto, Ketua Dekopinda Kabupaten Probolinggo Joko Rohani Sanjaya, Kabag Administrasi Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Probolinggo Santoso serta para pelaku gerakan koperasi di Kabupaten Probolinggo.
Ketua Dekopinwil Provinsi Jawa Timur Tri Harsono mengatakan di era milenial industri 4.0 saat ini masyarakat harus mampu menyesuaikan diri. Kalau dahulu untuk berdagang masyarakat harus membawa barang banyak ke pasar, sekarang semuanya cukup dalam genggaman melalui androidnya.
“Berangkat dari semua itu, saya ingin mendorong supaya koperasi bisa eksis dan sejajar dengan usaha yang lain. Kalau di usaha lain semua keputusan bisa diputuskan sendiri, tetapi kalau di koperasi semua keputusan harus diambil melalui rapat bersama,” ujarnya.
Menurut Tri Harsono, di koperasi bukan semata-mata bisnis tetapi ada nilai sosial yang harus dipertahankan karena itu amanah perundang-undangan. “Saya ingin merubah mindset dengan pelaku-pelaku koperasi. Kita harus mencari kader-kader koperasi melalui mahasiswa. Nantinya bagaimana mahasiswa ini bisa belajar di koperasi sehingga begitu lulus ada keinginan terjun di koperasi,” tegasnya.
Sedangkan Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Cepy Sukur Laksana mengatakan terkait dengan reformasi total di koperasi ada tiga hal yang dilakukan. Diantaranya reorientasi yang merupakan merubah mindset dari orientasi pada jumlah (kuantitas) menjadi mutu (kualitas), rehabilitasi dengan melakukan penguatan sistem database koperasi dan pengembangan yakni meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis anggota yang sehat, kuat, mandiri dan tangguh.
“Koperasi itu adalah milik para anggota dan milik kita bersama. Oleh karena itu, pada peringatan Hari Koperasi Nasional tingkat Provinsi Jawa Timur, kami akan meluncurkan aplikasi Toko Online Milik Koperasi (TOMIKO). Nantinya semua produk koperasi dan UKM bisa dimasukkan dalam aplikasi ini agar pemasarannya bisa lebih luas,” ujarnya.
Ketua Dekopinda Kabupaten Probolinggo Joko Rohani Sanjaya menyampaikan jika selama ini kemitraan antara Dekopinda Kabupaten Probolinggo dengan Pemkab Probolinggo sudah berjalan dengan sangat bagus. Sehingga perkembangan koperasi di Kabupaten Probolinggo bisa semakin baik.
“Kondisi koperasi di Kabupaten Probolinggo saat ini sebagian ada yang sehat dan sebagian lagi ada yang kurang sehat. Bahkan bisa dibilang sudah tidak aktif. Tugas Dekopinda itu sebenarnya ada dua. Yakni, menyadarkan masyarakat dalam mendorong koperasi dan memperjuangkan anggota koperasi,” ungkapnya.
Sementara Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE menyampaikan bahwa selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui program SEHATI (Santri Entrepreneur Harapan Nanti) sudah masuk ke dalam lingkungan pondok pesantren yang ada di Kabupaten Probolinggo.
"Kami meminta kepada pengasuhnya untuk menyisihkan waktu agar santrinya belajar entrepreneur. Salah satunya berupa budidaya jamur tiram. Mulai dari penyiapan medium jamur, pemeliharaan, panen hingga penjualan. Sehingga bisa memiliki nilai tambah,” katanya.
Menurut Bupati Tantri, tantangan saat ini adalah merubah mindset diri sendiri dan masyarakat. “Saya sudah menugaskan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Dekopinda bagaimana masyarakat Kabupaten Probolinggo ini bisa cinta terhadap koperasi. Sebab selama ini begitu mendengar koperasi, selalu identik dengan simpan pinjam atau hutang. Ini yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita bersama,” jelasnya.
Bupati Tantri mengakui jika selama ini para pengurus gerakan koperasi dan yang peduli terhadap koperasi banyak didominasi oleh orang-orang yang usianya sudah tidak muda lagi. ”Ini tantangan bersama ke depan karena bagi generasi milenial koperasi itu bukan sebuah permainan yang menarik. Bagaimana generasi milenial bisa menempatkan diri dalam koperasi seperti anak muda hari ini. Sehingga mereka enggan untuk bergabung dan mengurusi koperasi,” tegasnya.
Lebih lanjut Bupati Tantri juga mengapresiasi rencana peluncuran aplikasi Toko Online Milik Koperasi (TOMIKO) yang akan dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur. “Hal ini sejalan dengan cita-cita saya yang menginginkan adanya sebuat Market Place yang menaungi seluruh UKM yang ada di Kabupaten Probolinggo. Nantinya kalau TOMIKO ini diresmikan, saya titip produk Kabupaten Probolinggo agar mampu bersaing dengan produk lain di luar Kabupaten Probolinggo,” terangnya.
Bupati Tantri menambahkan dukungan APBD akan terus istiqomah melalui Kredit Modal Kerja (KMK) termasuk fasilitasi dengan OPD teknis untuk memantau perkembangan Koperasi dan UKM di Kabupaten Probolinggo.
“Saya mengharapkan agar program kegiatan Perkoperasian dan UKM Provinsi Jawa Timur bisa juga diberikan di Kabupaten Probolinggo. Harapannya nanti mampu mempertahankan eksistensi Koperasi di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. (wan)